Sekolah, Misteri saat pandemi
Aktifitas sekolah sekarang, sangat kentara sekali bedanya. Selama ada wabah virus yang dinamakan Covid-19, perlakuan manusia, aktiftas belajar, dan tataran khidupan pun jadi berubah.
Wabah ini mengajarkan kepada kita untuk hidup sehat dan disiplin dalam segala hal. Tapi untuk mengarah ke sana, tidak semua orang menyadarinya.
Sekolah yang seharusnya tempat bernaung, tempat berkarya dan saling berinteraksi antar sesama, sudah sirna. Bahkan sebagian orang, ada yang trauma keluar, ada juga orang tua yang tidk mengijinkan anaknya untuk masuk sekolah selama situasi ini masih mnjangkit pasca Lockdown dan PSBB walau di Wilayahnya sudah aman dengan label zona hijau.
Ada banyak strategi untuk mengelola dan menjaga agar sekolahnya tetap kondusif. salah satu caranya dalam model pembelajaran saja, kita dituntut untuk kreatif dan inovatif agar siswanya bisa belajar dengan nyaman dan tidak bosan.
Dari segi kompetensi, Guru yang akan membimbing dan mengajar dipermudah oleh pihak sekolah dengan memberikan kuota untuk belajar daring melalui transfer ke rekening guru masing-masing untuk menjalankan kinerjamya dengan istilah Work Form Home (WFH). Nominalnya memang tidak seberapa, tapi itu sudah sedikit membantu meringankan bebannya.
Untuk menjalankannya, tidak semua guru bisa mengaplikasikan, apalagi bagi guru yang usia senja dan mau ke pensiun, bagi mereka , tidak berpengaruh bnyak.
Dalam situasi seperti ini, sekolah yang di prakarsai oleh kepla sekolah sebagai pucuk pimpinan dan wakil kepala sekolah sebagai jembatan perwakilan guru, harus lebih bijaksana mensiasati agar keberadaannya tidak ada yang dirugikan malah membuat nyaman semua orang.
Keterbukaan dan komunikasi yang intensif antar warga sekolah merupakan obat yang mujarab untuk menjadikannya sekolah percontohan. Secara langsung masyarakat akan melirik untuk bisa memasukan putra putriyna ke sekolah tersebut. Tidak harus banyak jatah mengeluarkan materi atau untuk mempromosikan lewat media, cukup dengan pelayanan yang baik kepada semua unsur akademik termasuk masyarakat dan lingkungan, itu sudah lebih dari cukup menjadikannya sekolah yang ramah, unggul dan berkompeten.
Garut bukan hanya sebagai kota dodol dan wisata terbaik Jawa Barat, dalam dunia pendidikan pun, itu lebih diandalkan hingga harumnya sampai di kancah nasional termasuk rujukan dan model untuk sekolah lain seperti SMAN 1 Garut, atau SMAN 11 Garut yang begitu banyak menorehkan prestasi. Akankah itu terus terjaga termasuk para pendidiknya dengan baik? Selama bisa melestarikan pelayanan yang baik dan mempertahankan kualitas Siswa dan SDM Gurunya pasti bisa.
Semoga berbanding lurus antar prestasi siswa dan guru. Agar sesuai dengan misi visi sekolah yang Inspiratif, Santun, Inovatif, kreatif dan Ramah bisa terus berlangsung.
Wabah ini mengajarkan kepada kita untuk hidup sehat dan disiplin dalam segala hal. Tapi untuk mengarah ke sana, tidak semua orang menyadarinya.
Sekolah yang seharusnya tempat bernaung, tempat berkarya dan saling berinteraksi antar sesama, sudah sirna. Bahkan sebagian orang, ada yang trauma keluar, ada juga orang tua yang tidk mengijinkan anaknya untuk masuk sekolah selama situasi ini masih mnjangkit pasca Lockdown dan PSBB walau di Wilayahnya sudah aman dengan label zona hijau.
Ada banyak strategi untuk mengelola dan menjaga agar sekolahnya tetap kondusif. salah satu caranya dalam model pembelajaran saja, kita dituntut untuk kreatif dan inovatif agar siswanya bisa belajar dengan nyaman dan tidak bosan.
Dari segi kompetensi, Guru yang akan membimbing dan mengajar dipermudah oleh pihak sekolah dengan memberikan kuota untuk belajar daring melalui transfer ke rekening guru masing-masing untuk menjalankan kinerjamya dengan istilah Work Form Home (WFH). Nominalnya memang tidak seberapa, tapi itu sudah sedikit membantu meringankan bebannya.
Untuk menjalankannya, tidak semua guru bisa mengaplikasikan, apalagi bagi guru yang usia senja dan mau ke pensiun, bagi mereka , tidak berpengaruh bnyak.
Dalam situasi seperti ini, sekolah yang di prakarsai oleh kepla sekolah sebagai pucuk pimpinan dan wakil kepala sekolah sebagai jembatan perwakilan guru, harus lebih bijaksana mensiasati agar keberadaannya tidak ada yang dirugikan malah membuat nyaman semua orang.
Keterbukaan dan komunikasi yang intensif antar warga sekolah merupakan obat yang mujarab untuk menjadikannya sekolah percontohan. Secara langsung masyarakat akan melirik untuk bisa memasukan putra putriyna ke sekolah tersebut. Tidak harus banyak jatah mengeluarkan materi atau untuk mempromosikan lewat media, cukup dengan pelayanan yang baik kepada semua unsur akademik termasuk masyarakat dan lingkungan, itu sudah lebih dari cukup menjadikannya sekolah yang ramah, unggul dan berkompeten.
Garut bukan hanya sebagai kota dodol dan wisata terbaik Jawa Barat, dalam dunia pendidikan pun, itu lebih diandalkan hingga harumnya sampai di kancah nasional termasuk rujukan dan model untuk sekolah lain seperti SMAN 1 Garut, atau SMAN 11 Garut yang begitu banyak menorehkan prestasi. Akankah itu terus terjaga termasuk para pendidiknya dengan baik? Selama bisa melestarikan pelayanan yang baik dan mempertahankan kualitas Siswa dan SDM Gurunya pasti bisa.
Semoga berbanding lurus antar prestasi siswa dan guru. Agar sesuai dengan misi visi sekolah yang Inspiratif, Santun, Inovatif, kreatif dan Ramah bisa terus berlangsung.
0 Response to "Sekolah, Misteri saat pandemi"
Posting Komentar